Pada ruang kolaborasi, kami berdiskusi tentang 2 video, berikut kedua video tersebut
Selain itu, kami juga berdiskusi jurnal dengan judul : Bagaimana Upaya Guru Memperhatikan Siswa Berlatar Status Sosial Ekonomi Rendah di Sekolah Dasar?Hasil dari diskusi kami adalah :
Faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam interaksi sosial
Faktor sosial dan budaya
Video 1 : Terjadi ketimpangan antara anak dari keluarga miskin dan kaya. Anak dari keluarga miskin mempunyai kesempatan melanjutkan ke sekolah lebih sedikit dibandingkan anak dari keluarga kaya. 40% anak dari keluarga kaya mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini sedangkan anak dari keluarga miskin 16%. Anak dari keluarga kaya peluang lulus SD 99%, peluang lulus SMP 89% dan peluang lulus SMA 74% sehingga kesempatan melanjutkan ke perguruan tinggi cukup besar. Anak dari keluarga miskin mempunyai peluang lulus SD 90%, lulus SMP 59% dan lulus SMA 29 % sehingga kesempatan melanjutkan ke perguruan tinggi kecil.
Video 2 : Terjadi ketimpangan atau perbedaan antara anak-anak yang tumbuh dari keluarga miskin dan keluarga tidak miskin. Ketimpangan tersebut mengakibatkan terjadi perbedaan tingkat pendidikan dan berdampak pada pendapatan mereka. Anak dari keluarga miskin ketika bekerja mendapat penghasilan 87% lebih rendah dibanding anak keluarga tidak miskin.
Jurnal : Pendidikan orang tua peserta didik paling banyak hanya sampai pada tamatan SLTP bahkan SD. Hal tersebut mempengaruhi perhatian dan motivasi yang diberikan orang tua kepada anak dikarenakan orang tua kurang dalam memperhatikan anak dan memilih sibuk bekerja. Faktor status sosial orang tua mendukung prestasi belajar peserta didik. Jika status sosial orang tua tinggi ataupun sedang maka akan bisa memenuhi berbagai fasilitas belajar yang diperlukan anaknya. Dengan fasilitas belajar yang bisa terpenuhi maka anak/peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi prestasi belajar yang diraihnya.
Faktor ekonomi
Video 1 : Faktor kondisi ekonomi anak dari keluarga miskin tidak mendapatkan kesempatan periksa di fasilitas kesehatan akhirnya kondisi kehamilan tidak terpantau dengan baik sehingga lahir dengan berat badan kurang. Anak dari keluarga miskin tidak mendapatkan kesempatan imunisasi sehingga daya tahan tubuhnya tidak sama dengan anak yang mendapatkan imunisasi lengkap. Anak dari keluarga miskin tidak mendapatkan kesempatan sanitasi yang baik sehingga menyebabkan diare dan menyebabkan stunting.
Video 2 : Faktor kondisi ekonomi anak dari keluarga miskin menjadi salah satu penyebab yang mempengaruhi keberhasilan seorang anak di masa mendatang. Faktor ekonomi mempengaruhi variabel dalam hal tingkat keberhasilan anak :
Lama pendidikan yang ditempuh
Nilai mata pelajaran matematika
Lingkungan rumah tangga (sanitasi air, listrik, dsb)
Jurnal : Seluruh peserta didik yang ada di SD Negeri Ringinsari hampir keseluruhan merupakan peserta didik dengan status ekonomi rendah. Pekerjaan orang tua peserta didik rata-rata bekerja sebagai buruh, kemudian diikuti petani, kemudian wirausaha. Kemudian tingkat pendapatan orang tua setiap bulannya, menurut data yang di dapatkan di SD Negeri Ringinsari mayoritas tergolong menengah ke bawah.
Faktor politik
Video 1 : Faktor politik yang berkaitan dengan aturan pemerintah misal, periksa hamil gratis di puskesmas, imunisasi dasar gratis, posyandu, apabila benar-benar optimal penerapannya, maka Dewi dan Putri mendapatkan kesempatan yang sama.
Pada video tersebut tersirat bahwa kinerja pemerintah kurang mampu dalam mengatasi masalah kemiskinan yang ada di daerah tersebut. Kemiskinan hal yang akan sangat berdampak pada beberapa aspek kehidupan. Kebijakan- kebijakan pemerintah berpotensi menjadikan seseorang tidak mendapatkan pendidikan dengan layak. Makanan yang bergizi, jaminan kesehatan, fasilitas penunjang kognitif, afektif, dan psikomotor seseorang sehingga menjadikan nya terbatas dalam berbagai hal. Dari beberapa aspek yang tidak dapat diperolehnya, maka ia akan terbatas untuk melakukan suatu hal untuk merubah keadaan sosial hidupnya.
Video 2: Kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melalui Kemenko PMK (Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan). Upaya yang dilakukan oleh Kemenko PMK adalah dengan melakukan intervensi melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Tujuannya untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. PKH memberikan bantuan sosial berupa uang tunai kepada keluarga kurang mampu dengan syarat tertentu, seperti:
Pendidikan: Memastikan anak-anak dalam keluarga tersebut bersekolah dan tidak putus pendidikan.
Kesehatan: Mendorong keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan memanfaatkan layanan kesehatan.
Pemberdayaan: Mendorong keluarga untuk mengikuti program pemberdayaan ekonomi, seperti pelatihan keterampilan.
Dengan intervensi ini, Kemenko PMK berupaya untuk meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan, serta memberdayakan masyarakat untuk keluar dari jeratan kemiskinan secara berkelanjutan. Pada kenyataanya, program PKH dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun belum dapat menyelesaikan permasalahan kemiskinan secara signifikan.
Jurnal : Sarana prasarana yang diberikan dari pemerintah adalah melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Apabila ada yang tidak mampu membayar Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan seragam maka dari pihak guru akan melakukan rapat terlebih dahulu dan biasanya untuk peserta didik yang tidak mampu membayar buku maka akan diambilkan BOS.
Berdasarkan sumber 3, cara guru/pengajar tersebut memperhatikan status sosio-ekonomi di dalam kelas dalam proses pembelajaran, yaitu:
Guru di SD Negeri Ringinsari memfasilitasi peserta didik SSE rendah dengan menerapkan strategi pembelajaran, komunikasi, serta sarana prasarana yang sedikit berbeda dengan peserta didik lainnya.
Strategi Pembelajaran Strategi
Strategi pembelajaran yang diberikan dari guru kepada semua peserta didik di SD Negeri Ringinsari rata-rata sama. Namun ada sedikit perbedaan, yakni saat pembelajaran berlangsung di kelas, pasti semua peserta didik terlihat sangat antusias, kemudian jika ada peserta didik yang terlihat kurang antusias guru mendekati peserta didik dan berkomunikasi hal apa yang membuatnya kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran kali ini. Kemudian strategi yang dilakukan guru adalah memberikan jam tambahan kepada peserta didik SSE rendah yang kurang dalam pembelajaran. Pemberian jam tambahan belajar dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang belum dimengerti karenanya layanan bimbingan ini juga dapat membantu peserta didik untuk lebih mendalami materi dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan guru dengan peserta didik SSE rendah, yakni dengan cara memberi nasihat kepada peserta didik tersebut untuk rajin belajar dan guru selalu memberikan semangat kepada peserta didik, kemudian ketika sampai rumah, guru menginstruksikan kepada peserta didik untuk belajar mengulang materi yang telah didapat di sekolah.
Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana yang diberikan dari sekolah, yakni seragam dan buku paket yang dipinjami dari pihak sekolah. Untuk buku Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dari pihak peserta didik membeli dengan uang pribadi. Namun, apabila ada keluhan dari orang tua peserta didik mengenai masalah tidak mampu membayar buku Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), maka dari pihak guru akan melakukan rapat terlebih dahulu dan biasanya untuk peserta didik yang tidak mampu membayar buku maka akan diambilkan dari uang Bantuan Operasional Sekolah (BOS), atau terkadang dari pihak guru melakukan iuran untuk meringankan pembayaran buku peserta didik yang tidak mampu membayar tersebut.
Cara lain yang akan kami lakukan selain yang sudah diterapkan guru/pengajar tersebut, yaitu:
Sebagai seorang guru, ada beberapa program dan pendekatan lain yang bisa digunakan untuk membantu memberantas kemiskinan melalui pendidikan. Berikut adalah beberapa program dan strategi yang relevan menurut kelompok kami:
Program Indonesia Pintar (PIP)
Program Indonesia Pintar adalah bagian dari upaya pemerintah dalam memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Program ini memberikan bantuan berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang memungkinkan anak-anak dari keluarga prasejahtera untuk mendapatkan bantuan dana guna melanjutkan pendidikan mereka.
Peran Guru: Guru bisa berperan aktif dengan mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan dan membantu proses pengajuan KIP. Selain itu, guru dapat memastikan bahwa anak-anak yang mendapatkan KIP tetap berprestasi dan termotivasi untuk menyelesaikan pendidikan mereka.
Sekolah Ramah Anak
Sekolah Ramah Anak adalah program pendidikan yang bertujuan menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua peserta didik, termasuk yang berasal dari latar belakang ekonomi yang rendah. SRA memberikan pendekatan holistik, termasuk kebijakan untuk menangani masalah-masalah sosial-ekonomi yang dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik.
Peran Guru: Guru memiliki peran penting dalam menciptakan suasana kelas yang inklusif dan memberikan dukungan psikologis bagi peserta didik yang menghadapi kesulitan ekonomi. Dengan demikian, peserta didik dapat merasa termotivasi dan mampu bersaing secara akademis meskipun menghadapi keterbatasan.
Program Literasi Keuangan
Literasi keuangan di sekolah bisa membantu memberantas kemiskinan secara tidak langsung dengan membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan sejak dini. peserta didik dapat belajar mengenai pengelolaan tabungan, investasi kecil, hingga kewirausahaan.
Peran Guru: Guru dapat mengintegrasikan materi literasi keuangan dalam pelajaran, atau menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang fokus pada kewirausahaan dan pengelolaan keuangan. Ini penting untuk mengubah mindset peserta didik dalam mengelola keuangan pribadi di masa depan.
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Pendekatan ini memungkinkan peserta didik untuk belajar melalui proyek nyata yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Misalnya, peserta didik dapat membuat proyek kewirausahaan kecil atau inisiatif sosial yang berhubungan dengan solusi untuk masalah kemiskinan di komunitas mereka.
Peran Guru: Guru bisa mendesain proyek yang menuntun peserta didik untuk memecahkan masalah ekonomi di komunitas mereka, seperti kewirausahaan, pertanian organik, atau program pengolahan limbah. Ini bisa membantu peserta didik membangun keterampilan hidup yang praktis dan relevan.
Program Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk memberikan peserta didik keterampilan dasar yang dapat membantu mereka memulai bisnis kecil di masa depan, terutama bagi peserta didik dari keluarga kurang mampu. Program ini bisa berupa pendidikan formal maupun ekstrakurikuler.
Peran Guru: Guru dapat memberikan pembelajaran tentang konsep dasar kewirausahaan dan membantu peserta didik mengembangkan ide bisnis kecil yang dapat mereka kembangkan setelah menyelesaikan pendidikan. Guru juga bisa bekerjasama dengan pelaku industri lokal untuk memberikan pengalaman langsung.
Pendekatan Individual dan Pendidikan yang Inklusif
Guru menggunakan metode pendekatan yang memperhatikan kebutuhan dan latar belakang setiap peserta didik dalam pembelajaran. Kemudian, guru dapat menerapkan prinsip pendidikan inklusif dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua peserta didik tanpa memandang latar belakang ekonomi.
Peran Guru : Dalam hal ini, guru dalam melaksanakan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan memperhatikan latar belakang mereka masing seperti “apakah dalam pembelajaran dengan Model A dapat diikuti oleh peserta didik dari keluarga yang kurang terfasilitasi?”. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus memperhatikan aspek-aspek tersebut agar semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
No comments:
Post a Comment