PPG CALON GURU 2024 UNIVET


Thursday, December 19, 2024
TOPIK 6 AKSI NYATA
TOPIK 6 KONEKSI ANTAR MATERI
Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?
Koneksi Tantangan Penerapan Scaffolding pada ZPD dengan Mata Kuliah lain
-
Filosofi PendidikanTantangan penerapan scaffolding pada ZPD dapat dikaitkan dengan filosofi pendidikan yang menekankan pada keberpihakan terhadap peserta didik, sebagaimana dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara. Dalam filosofi ini, pendidikan harus berpusat pada kebutuhan individu, memandang anak sebagai subjek pembelajaran, dan menghargai konteks sosial budaya mereka. Scaffolding menuntut guru untuk memberikan dukungan bertahap yang sesuai dengan perkembangan individu peserta didik, sejalan dengan prinsip mendidik anak sesuai kodratnya.
-
Pemahaman Peserta Didik dan PembelajarannyaScaffolding dalam ZPD membutuhkan pemahaman mendalam tentang peserta didik, baik dari aspek kemampuan kognitif, afektif, maupun sosial. Guru harus mampu mengidentifikasi kemampuan aktual dan potensi peserta didik melalui asesmen yang tepat. Hal ini memperkuat pentingnya memahami proses belajar sebagai sesuatu yang dinamis, di mana setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda untuk mencapai kemampuannya yang optimal.
-
Pembelajaran BerdiferensiasiScaffolding secara inheren mencerminkan prinsip pembelajaran berdiferensiasi, karena strategi ini memerlukan adaptasi dan penyesuaian dengan kebutuhan setiap individu. Guru harus menggunakan berbagai metode dan pendekatan untuk memberikan bantuan yang sesuai dengan tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. Dalam praktiknya, scaffolding membantu memastikan semua peserta didik, termasuk mereka dengan kemampuan yang lebih rendah, dapat berkembang secara maksimal.
-
Prinsip Pengajaran dan AsesmenDalam pengajaran dan asesmen, scaffolding menekankan pentingnya instruksi eksplisit, refleksi, dan evaluasi sebagai bagian dari proses pembelajaran. Guru perlu merancang asesmen formatif untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kemajuan siswa secara kontinu, serta memberikan umpan balik yang konstruktif. Asesmen yang baik memungkinkan guru untuk memahami sejauh mana strategi scaffolding telah efektif dan menyesuaikan pendekatan yang diperlukan guna meningkatkan hasil belajar.
Dengan mengintegrasikan filosofi pendidikan, pemahaman peserta didik, pembelajaran berdiferensiasi, serta prinsip pengajaran dan asesmen, tantangan penerapan scaffolding pada ZPD dapat dikelola secara lebih efektif, sehingga mampu mendukung perkembangan siswa secara holistik.
TOPIK 6 ELABORASI PEMAHAMAN
c) Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
Saya ingin mendalami bagaimana cara menerapkan tiga kerangka panduan strategi scaffolding secara efektif dalam pembelajaran. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, saya berharap dapat menghindari berbagai permasalahan yang sering muncul dalam implementasi scaffolding dan memastikan strategi tersebut dapat berjalan dengan optimal.
TOPIK 6 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?
Hal penting yang saya peroleh dalam subtopik demonstrasi kontekstual adalah pengalaman bekerja sama dengan rekan satu kelompok. Kerja sama ini melibatkan diskusi mengenai apa yang telah kami kerjakan pada subtopik ruang kolaborasi. Selanjutnya, pada subtopik demonstrasi kontekstual, kami mempresentasikan dan mendiskusikan hasil kerja tersebut dengan rekan-rekan di luar kelompok. Meskipun terdapat perbedaan sudut pandang terkait tugas yang dibahas, perbedaan inilah yang membantu memperluas cara pandang dan pemikiran saya.
TOPIK 6 RUANG KOLABORASI
Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?
Pada subtopik ruang kolaborasi, saya mempelajari cara meninjau rancangan pembelajaran yang pernah disusun. Peninjauan dilakukan dengan mengidentifikasi panduan scaffolding yang terdapat dalam rancangan tersebut serta mengevaluasi tingkat efektivitas strategi yang diterapkan. Selain itu, saya bersama rekan kelompok bekerja sama dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil tinjauan yang telah dilakukan. Sebagai tugas akhir dalam subtopik ini, kami diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dan temuan yang telah diperoleh.
TOPIK 6 EKSPLORASI KONSEP
Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?
Scaffolding adalah strategi efektif dalam menjembatani kemampuan aktual dan potensi kognitif siswa. Namun, penerapannya dihadapkan pada beberapa tantangan seperti distraksi, kurangnya interaksi sosial, dan keterbatasan dukungan emosional di lingkungan siswa. Strategi ini membutuhkan pendekatan kontekstual dan berdiferensiasi karena kondisi psikologis serta lingkungan tiap anak berbeda.
Penelitian menunjukkan kendala dalam pembelajaran menulis recount, terutama pada tahap kolaborasi, di mana motivasi dan atensi siswa menjadi faktor penting selain aspek kognitif seperti kosa kata. Faktor sosial-emosional berperan besar, sehingga diperlukan metode pemantik seperti permainan dan apresiasi untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Reiser (2002) mengidentifikasi masalah dalam scaffolding, termasuk instruksi yang implisit, tugas non-reflektif, dan pemahaman dangkal. Untuk mengatasi ini, Quintana et al. (2004) mengusulkan tiga kerangka kerja scaffolding:
- Logika (Sense Making): Menghubungkan pengetahuan lama dengan yang baru melalui alat bantu visual, panduan eksplisit, dan analisis data.
- Manajemen Kerja (Process Management): Memberikan tugas bertahap dengan struktur dari sederhana ke kompleks, disertai panduan ahli.
- Penguatan dan Refleksi (Articulation and Reflection): Memberi ruang evaluasi untuk meninjau kemampuan dasar dan capaian akhir.
Penerapan strategi ini diharapkan mampu mengatasi hambatan scaffolding dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
TOPIK 6 MULAI DIRI
Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?
Sebelum mempelajari tentang isu-isu penerapan scaffolding dalam Zone of Proximal Development (ZPD) di lingkungan pendidikan sekolah, saya menganggap bahwa topik ini akan menjadi tantangan besar, terutama dalam penerapan praktis di kelas. Scaffolding, yang merupakan konsep dukungan sementara untuk membantu peserta didik mencapai kemampuan yang lebih tinggi, membutuhkan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan kemampuan individu siswa. Saya memikirkan bagaimana pendekatan, strategi, metode, dan teknik dapat disesuaikan dengan keragaman latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik di Indonesia, yang tentunya berpengaruh pada proses pembelajaran. Saya menyadari pentingnya mengeksplorasi integrasi faktor-faktor tersebut dalam pembelajaran agar dapat mengatasi tantangan dalam penerapan scaffolding, sekaligus memilih materi yang tepat untuk mendukung perkembangan siswa secara optimal. Saya berharap, melalui pembelajaran ini, saya mampu menghubungkan berbagai konsep yang telah dipelajari sebelumnya dan merumuskan pendekatan yang efektif untuk menghadapi tantangan tersebut.