Pages

PPG CALON GURU 2024 UNIVET

Gambar 1 Gambar 2

Thursday, December 19, 2024

TOPIK 6 AKSI NYATA

a) Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?
Pembelajaran pada topik 5 memberikan manfaat besar bagi kesiapan saya sebagai guru, terutama dalam merancang pembelajaran yang benar-benar memenuhi kebutuhan peserta didik. Hal ini mencakup proses perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, hingga asesmen yang berpihak pada siswa. Selain itu, saya juga memahami pentingnya peran scaffolding dalam Zone of Proximal Development (ZPD) untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna. Dengan menerapkan prinsip scaffolding, guru dapat lebih mudah menyesuaikan pembelajaran berdasarkan kemampuan, latar belakang, dan kebutuhan materi siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan bermanfaat bagi perkembangan siswa.

b) Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?
Saat ini, saya menilai kesiapan saya berada pada skala 8. Meskipun materi ini telah membantu meningkatkan pemahaman saya, saya menyadari bahwa masih ada banyak hal yang perlu saya perbaiki dan pelajari. Saya merasa perlu terus menggali pengetahuan dan memperkaya pengalaman agar dapat menjadi guru yang lebih baik dan lebih siap dalam menghadapi tantangan pembelajaran di masa depan.

c) Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?
Untuk menerapkan scaffolding secara optimal, saya perlu mempersiapkan berbagai hal, seperti menjaga kesehatan fisik, memperkuat motivasi, serta memperoleh dukungan dari orang tua, keluarga, dan rekan kerja. Selain itu, saya juga perlu memastikan tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran. Semua ini akan membantu saya menerapkan strategi secara efektif. Mengingat masih banyak aspek yang perlu saya tingkatkan, saya berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang agar dapat menjadi guru yang lebih kompeten.

TOPIK 6 KONEKSI ANTAR MATERI

 https://hendra.smkn3bojonegoro.sch.id/wp-content/uploads/2022/10/kebingungan-arah.jpg

Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Koneksi Tantangan Penerapan Scaffolding pada ZPD dengan Mata Kuliah lain

  1. Filosofi Pendidikan
    Tantangan penerapan scaffolding pada ZPD dapat dikaitkan dengan filosofi pendidikan yang menekankan pada keberpihakan terhadap peserta didik, sebagaimana dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara. Dalam filosofi ini, pendidikan harus berpusat pada kebutuhan individu, memandang anak sebagai subjek pembelajaran, dan menghargai konteks sosial budaya mereka. Scaffolding menuntut guru untuk memberikan dukungan bertahap yang sesuai dengan perkembangan individu peserta didik, sejalan dengan prinsip mendidik anak sesuai kodratnya.

  2. Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya
    Scaffolding dalam ZPD membutuhkan pemahaman mendalam tentang peserta didik, baik dari aspek kemampuan kognitif, afektif, maupun sosial. Guru harus mampu mengidentifikasi kemampuan aktual dan potensi peserta didik melalui asesmen yang tepat. Hal ini memperkuat pentingnya memahami proses belajar sebagai sesuatu yang dinamis, di mana setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda untuk mencapai kemampuannya yang optimal.

  3. Pembelajaran Berdiferensiasi
    Scaffolding secara inheren mencerminkan prinsip pembelajaran berdiferensiasi, karena strategi ini memerlukan adaptasi dan penyesuaian dengan kebutuhan setiap individu. Guru harus menggunakan berbagai metode dan pendekatan untuk memberikan bantuan yang sesuai dengan tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. Dalam praktiknya, scaffolding membantu memastikan semua peserta didik, termasuk mereka dengan kemampuan yang lebih rendah, dapat berkembang secara maksimal.

  4. Prinsip Pengajaran dan Asesmen
    Dalam pengajaran dan asesmen, scaffolding menekankan pentingnya instruksi eksplisit, refleksi, dan evaluasi sebagai bagian dari proses pembelajaran. Guru perlu merancang asesmen formatif untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kemajuan siswa secara kontinu, serta memberikan umpan balik yang konstruktif. Asesmen yang baik memungkinkan guru untuk memahami sejauh mana strategi scaffolding telah efektif dan menyesuaikan pendekatan yang diperlukan guna meningkatkan hasil belajar.

Dengan mengintegrasikan filosofi pendidikan, pemahaman peserta didik, pembelajaran berdiferensiasi, serta prinsip pengajaran dan asesmen, tantangan penerapan scaffolding pada ZPD dapat dikelola secara lebih efektif, sehingga mampu mendukung perkembangan siswa secara holistik.

TOPIK 6 ELABORASI PEMAHAMAN

a) Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?
Saya telah memahami bahwa isu-isu penerapan scaffolding dalam Zone of Proximal Development (ZPD) di dunia pendidikan sekolah adalah hal yang kompleks. Berdasarkan pembelajaran pada topik ini, saya menyadari bahwa penerapan scaffolding tidaklah sederhana karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti dukungan sosial-emosional, interaksi sosial yang positif, dan penyesuaian strategi dengan kondisi masing-masing siswa. Tantangan utama dalam praktik ini adalah memastikan strategi yang digunakan fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individu, terutama dalam menghadapi hambatan psikologis dan sosial. Selain itu, saya juga belajar mengenai pentingnya refleksi dan evaluasi pada setiap tahapan pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas penerapan scaffolding.

b) Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?
Hal baru yang saya pelajari adalah bahwa penerapan scaffolding melibatkan lebih banyak aspek dibandingkan pemahaman awal saya. Sebelumnya, saya berpikir bahwa penerapan scaffolding hanya membutuhkan asesmen awal terhadap kemampuan dan latar belakang peserta didik. Namun, setelah mempelajari materi ini, saya memahami bahwa penerapan scaffolding juga harus mempertimbangkan berbagai faktor lain, seperti dukungan sosial-emosional, interaksi sosial yang positif, dan konteks siswa, yang semuanya berkontribusi terhadap efektivitas strategi ini.

c) Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Saya ingin mendalami bagaimana cara menerapkan tiga kerangka panduan strategi scaffolding secara efektif dalam pembelajaran. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, saya berharap dapat menghindari berbagai permasalahan yang sering muncul dalam implementasi scaffolding dan memastikan strategi tersebut dapat berjalan dengan optimal. 

TOPIK 6 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

 Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Hal penting yang saya peroleh dalam subtopik demonstrasi kontekstual adalah pengalaman bekerja sama dengan rekan satu kelompok. Kerja sama ini melibatkan diskusi mengenai apa yang telah kami kerjakan pada subtopik ruang kolaborasi. Selanjutnya, pada subtopik demonstrasi kontekstual, kami mempresentasikan dan mendiskusikan hasil kerja tersebut dengan rekan-rekan di luar kelompok. Meskipun terdapat perbedaan sudut pandang terkait tugas yang dibahas, perbedaan inilah yang membantu memperluas cara pandang dan pemikiran saya.

TOPIK 6 RUANG KOLABORASI

Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi? 

Pada subtopik ruang kolaborasi, saya mempelajari cara meninjau rancangan pembelajaran yang pernah disusun. Peninjauan dilakukan dengan mengidentifikasi panduan scaffolding yang terdapat dalam rancangan tersebut serta mengevaluasi tingkat efektivitas strategi yang diterapkan. Selain itu, saya bersama rekan kelompok bekerja sama dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil tinjauan yang telah dilakukan. Sebagai tugas akhir dalam subtopik ini, kami diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dan temuan yang telah diperoleh.

TOPIK 6 EKSPLORASI KONSEP

 Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini? 


Scaffolding adalah strategi efektif dalam menjembatani kemampuan aktual dan potensi kognitif siswa. Namun, penerapannya dihadapkan pada beberapa tantangan seperti distraksi, kurangnya interaksi sosial, dan keterbatasan dukungan emosional di lingkungan siswa. Strategi ini membutuhkan pendekatan kontekstual dan berdiferensiasi karena kondisi psikologis serta lingkungan tiap anak berbeda.

Penelitian menunjukkan kendala dalam pembelajaran menulis recount, terutama pada tahap kolaborasi, di mana motivasi dan atensi siswa menjadi faktor penting selain aspek kognitif seperti kosa kata. Faktor sosial-emosional berperan besar, sehingga diperlukan metode pemantik seperti permainan dan apresiasi untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.

Reiser (2002) mengidentifikasi masalah dalam scaffolding, termasuk instruksi yang implisit, tugas non-reflektif, dan pemahaman dangkal. Untuk mengatasi ini, Quintana et al. (2004) mengusulkan tiga kerangka kerja scaffolding:

  1. Logika (Sense Making): Menghubungkan pengetahuan lama dengan yang baru melalui alat bantu visual, panduan eksplisit, dan analisis data.
  2. Manajemen Kerja (Process Management): Memberikan tugas bertahap dengan struktur dari sederhana ke kompleks, disertai panduan ahli.
  3. Penguatan dan Refleksi (Articulation and Reflection): Memberi ruang evaluasi untuk meninjau kemampuan dasar dan capaian akhir.

Penerapan strategi ini diharapkan mampu mengatasi hambatan scaffolding dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

TOPIK 6 MULAI DIRI

 Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?


Sebelum mempelajari tentang isu-isu penerapan scaffolding dalam Zone of Proximal Development (ZPD) di lingkungan pendidikan sekolah, saya menganggap bahwa topik ini akan menjadi tantangan besar, terutama dalam penerapan praktis di kelas. Scaffolding, yang merupakan konsep dukungan sementara untuk membantu peserta didik mencapai kemampuan yang lebih tinggi, membutuhkan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan kemampuan individu siswa. Saya memikirkan bagaimana pendekatan, strategi, metode, dan teknik dapat disesuaikan dengan keragaman latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik di Indonesia, yang tentunya berpengaruh pada proses pembelajaran. Saya menyadari pentingnya mengeksplorasi integrasi faktor-faktor tersebut dalam pembelajaran agar dapat mengatasi tantangan dalam penerapan scaffolding, sekaligus memilih materi yang tepat untuk mendukung perkembangan siswa secara optimal. Saya berharap, melalui pembelajaran ini, saya mampu menghubungkan berbagai konsep yang telah dipelajari sebelumnya dan merumuskan pendekatan yang efektif untuk menghadapi tantangan tersebut.

 

Blogger news

Blogroll

About Me

Nina Hardiana (PGSD 2)